PENDAHULUAN
"Abi sini cepetan liat tuh ada film kesukaan Ali di tv, sini cepetan" anak bungsu saya yang masih berumur tiga tahun tidak sabar memberitahu saya bahwa ada film kartun kesukaannya di tv. Menurutnya film itu begitu seru, sehingga saya pasti merasa rugi kalau ketinggalan film itu juga. Maka dia segera menyusul saya untuk sama-sama menonton acara itu bersamanya.
Demikianlah sifat alami manusia, sejak kecil kita sudah terbiasa berbagi hal-hal baik. Bila mengetahui sesuatu yang baik menurut kita, maka begitu besar keinginan kita agar orang lain juga mengetahui hal itu. Itulah sebabnya orang selalu antusias dengan media sosial.
Keinginan untuk berbagi hal-hal baik itulah yang mendorong saya untuk menulis buku ini, sebab begitu banyak pengalaman yang saya rasakan ketika menikmati Ramadhan bersama orang-orang alim dan soleh yang begitu mempesona. Sayang rasanya jika saya tidak berbagi hal-hal indah tersebut kepada Anda. Hanya saja saya kurang suka menulis tulisan-tulisan panjang. Saya yakin Anda juga kurang suka membaca tulisan-tulisan panjang bukan? Jadi begini saja, saya akan menulis dengan gaya bercerita, boleh ya? Sehingga Anda tidak perlu merasa sedang membaca sebuah tulisan, tetapi rasakan saja seperti Anda sedang mendengar cerita saya.
Saya akan ceritakan banyak hal tentang Ramadhan sampai-sampai Anda akan merasa kangen menunggu datangnya bulan Ramadhan lagi. Saya akan ceritakan semuanya. Termasuk sebagiannya adalah pengalaman saya ketika bermukim di Yaman, dan apa yang saya ketahui dari semua guru yang pernah saya peras ilmu dari mereka di nusantara. Saya merasa beruntung bertemu dengan mereka para guru kehidupan, karena itulah saya ingin berbagi keberuntungan ini pada Anda juga.
Saran saya bacalah habis buku ini sebelum masuknya Ramadhan, agar Anda dengar dulu seluruh pembicaran saya. Kemudian nanti begitu masuk Ramadhan, ulangi lagi membaca tulisan demi tulisan di buku ini hari demi hari agar Anda ingat kembali. Saya sengaja membaginya menjadi 30 tulisan agar Anda dapat menjadikannya suplemen setiap hari selama bulan puasa. Itu saran saya, Anda boleh ikuti, boleh tidak. Itu hak Anda. Apalagi jika Anda tidak merasa penting untuk kangen dengan Ramadhan lagi, Anda tidak perlu melanjutkan membaca buku ini.
Baiklah, segini saja ya pendahuluan dari saya, sebenarnya kata pembuka ini tidak ada ilmunya, tetapi saya tetap tulis juga biar kelihatan seperti buku beneran. Hehehe. Ya sudahlah, daripada pendahuluan ini adem ayem saja tanpa setitik ilmu, izinkan saya menutup dengan sebuah kalimat dari seorang bijak;
"Jika kamu memasuki Ramadhan dalam keadaan susah, itu bukan kesalahanmu. Tetapi jika kamu keluar dari Ramadhan masih dalam keadaan susah, itu baru kesalahanmu"
https://telegram.me/arafat_channel